Obesitas, atau yang lebih dikenal dengan kegemukan, secara ilmiah adalah penimbunan lemak yang berlebihan daripada kebutuhan normal tubuh. Tetapi, permasalahan obesitas ini tak hanya dialami kaum perempuan. Kaum lelaki pun banyak yang berhadapan dengan permasalahan ini. Memiliki tubuh ramping, langsing, dan sempurna tak lagi dambaan kaum perempuan semata. Keinginan tampil sempurna menjadi impian setiap orang.
Sesungguhnya obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese), yang mana kondisi ini disebabkan adanya penumpukan jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh (adipocytes). Dengan kata lain, obesitas adalah keadaan di mana seseorang memiliki berat badan lebih berat jika dibandingkan dengan berat idealnya.
Banyak faktor yang menjadi pemicu atau penyebab terjadinya obesitas. Obesitas bisa disebabkan faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, dan kurang gerak atau olahraga. Faktor emosi dan lingkungan tak jarang juga menjadi penyebab terjadinya obesitas.
Obesitas juga memicu berbagai jenis penyakit serius. Umumnya penyakit dengan risiko tinggi yang berakibat pada kematian, seperti kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi, dan jantung.
Antara Kawan dan Lawan
Seperti yang dilansir Yayasan Jantung Indonesia, obesitas sering dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh. Padahal, yang harus dipahami, lemak adalah kawan sekaligus lawan. Lemak sangat dibutuhkan tubuh untuk menyimpan energi. Selain itu, lemak juga berfungsi sebagai penyekat panas, penyerap guncangan, dan berbagai fungsi lainnya. Ini yang menyebabkan lemak juga dibutuhkan tubuh.
Dalam perbandingan normal antara lemak tubuh dan berat badan, pria memiliki kadar yang berkisar 18-23%. Sedangkan wanita berkisar 25-30%. Ini menunjukkan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang lebih banyak daripada lelaki.
Tetapi, walau berguna atau bermanfaat bagi tubuh, berbagai penyakit dapat timbul akibat kelebihan lemak. Salah satunya adalah obesitas. Perempuan dengan lemak tubuh lebih dari 25%, sedang untuk lelaki 20% atau lebih, dari berat ideal yang sesuai dengan tinggi tubuh, dianggap mengalami obesitas.
Untuk mengatasi obesitas, bisa dilakukan dengan cara mengubah pola makan atau yang biasanya dikenal dengan diet dan melakukan olahraga yang teratur. Tetapi, sebaiknya hal itu dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter. Kenapa? Hal itu diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas. Terkadang, dalam melakukan diet dan olahraga tersebut, seseorang memerlukan obat untuk membantu tubuh menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru itu.
(yz, sumber: Jawa Pos via http://perempuan.com/index.php?ar_id=10023)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar